Take Mati Baik-Baik, Kawan Engineered By Martin Aleida Presented In Text

belajar hal baru lagi setelah membaca buku ini, Ada beberapa cerpen yang membekas diingatan saya, seperti Mangku Mencari Doa di Daratan Jauh, Malam Kelabu, Dendang Perempuan Pendendam, Salawat untuk Pendakwah Kami, Kisahkisah pada buku ini memberikan gambaran peristiwadari sudut pandang korban, Selalu tak pernah bosan membaca cerita bang martin alieda ini, . . : buku tentang cerita cerita yang dibungkus dengan indah oleh Martin Aleida, aku jatuh cinta pada buku ini, sungguh, bacalah!! gak tau mau komen apa, yang pasti, ketigabelas cerpen dalam buku ini gak mainstream, tema seputar tentang pkidengan sudut pandang seorang pki, keren! ini berani dan memang seharusnya sejarahdikaji lebih kritis dan mudah dicernayang menurut katrin bandel, dalam esainya di buku ini, ada pemalsuan sejarah yang dibikin orba.
martin aleida menjawabnya dengan ceritacerita yang sungguh substansial, lugas, dan jurnalistik, cerpen yang paling saya suka di sini:ode untuk selembar ktp dandendang perempuan pendendam, pengen baca karya martin yang lainnya, mati baikbaik kawan menurut hemat saya cerpen yang memihak, Martin lebih memihak untuk menyuarakan para korban tragedi', Dimana para korban adalah para tapol dan terduga komunis, Dalam buku ini pula Martin menceritakan dirinya sendiri sebagai korban, adapula cerita tentang Sobron aidit yang membuat saya miris, Seseorang menyadarkan saya bahwa ketika saya membaca fiksi, saya tidak banyak mengingat detail mengenai latar, Namun, saya dapat terus mengingat perasaan semacam apa yang ditinggalkan sebuah fiksi kepada diri saya dan mengapa, Saya menikmati kemarahan Martin beserta gaya bahasa yang saya sebut "Sumatera banget", Membaca ini aku jadi berpikir, seperti inilah aku harusnya menulis, Aku merasakan emosi yang dalam juga kejujuran di ceritacerita Pak Martin, Terimakasih untuk seorang teman yang telah meminjamkan kumpulan cerita penuh makna ini, Sepertinya kau benar, kebenaran bisa lahir dua kalimungkin juga berkalikali, buku pertama pada tahun ini yang membuat saya bernafsu menyelesaikannya, Gaya bercerita Martin lancar dan aaakkk ini keren sekali! membaca buku na seakan mlihat k masa ', mmg saat tu rhe blm ada, tp hawa na msh trasa, hny saja, knp bang martin baru brani menerbitkan skrg toh dterbitin dulu or skrg pun sama" dtanah,

yg lbh mnarik lg justru ktk dtg bedah buku na, dmana mantan" tapol dhadirkan langsung n bagi yg bs, da kesempatan bcakap" dg mereka, sungguh buat miris. rhe harus na bangga dkasih kesempatan utk hidup d saat ini, bkn saat itu,

tp ktk mlihat kjernihan mrk saat mkatakan:
"knp anda mkatakan demikian, mkritik demikian pd para pelaku" na, kmi tdk mdendam kpd mrk, kmi m'ikhlaskan na, "

hua pengen rhe peluk tu kakek", dg kjernihan mata na, beliau m'ungkapkan kgembiraan yg rhe sdri g bs ungkapkan lewat kata", gembiri cz mereka msh dkenang, bukan dlupaka, cukup dkenang, krn mereka tdk mnyimpan dendam walo mendekam dlm pjara tanpa alasan,

org" hebat!!! “History is the witness that testifies to the passing of time it illuminates reality, vitalizes memory, provides guidance in daily life, and brings us tidings of antiquity.
” Cicero

Saya bukan pecinta cerpen, karena terkadang terlalu singkat untuk memuaskan keinginan membaca, Meskipun, sebuah novel juga tidak menjamin bisa memberikan kepuasan,

Di buku kumpulan cerpen ini terdiri atas sembilan cerita dengan tema besar tentang kematian yang berkaitan dengan peristiwadan para korbannya, terutama perempuan,

Mangku Mencari Doa di Daratan Jauh, Perburuan pengikut PKI tidak hanya terjadi di Pulau Jawa, melainkan juga sampai ke Pulau Dewata, Mangku adalah putra seorang pria yang dituduh terlibat dalam peristiwa, mangku menyaksikan ayahnya meninggal mengenaskan hanya karena sang ayah menerima tanah pemberian BTI, Mangku pun menanamkan keinginannya agar bisa meninggal dengan diiringi selantun doa di tanah seberang p,.

Tanpa Pelayat dan Mawar Duka, Trenyuh banget ketika sang istri harus menguburkan sendiri suaminya, seorang pengkhianat yang mengorbankan temantemannya sendiri, Karma memang berlaku, kawan. Hanya cerita ini saja yang mengambil sudut pandang bukan 'korban' dalam kumpulan cerpen ini,

Malam Kelabu, Gak terlalu suka dengan ending cerpen yang ini, Gak habis pikir kenapa pendek sekali jalan pikiran si tokoh,

Leontin Dewangga, Semua orang punya rahasianya masingmasing,

Ode untuk Selembar KTP, Bagi sebagian besar orang, untuk mendapatkan KTP
Take Mati Baik-Baik, Kawan Engineered By Martin Aleida Presented In Text
tidak hanya urusan foto dan uang administrasi, melainkan pengorbanan seumur hidup,

Bertungkus Lumus, Judul yang memaksa saya membuka kamus, hahaha ketauan deh penguasaan bahasanya yang paspasan, Bertungkus itu artinya terbungkus, sedangkan lumus ini masih agak gak ngerti artinya, mungkin lumpur atau kotoran kali ya,

Dendang Perempuan Pendendam, Suka bunyi dalam judulnya. Pada kenyataannya tak mudah untuk menuntaskan dendam,

Shalawat untuk Pendakwah Kami, Cerita suka yang terselip sebuah duka,

Ratusan Mata di ManaMana, Ternyata jadi wartawan itu memang gak gampang, Salut dengan para reporter, terutama reporter investigasi,

Di bagian penutup disinggung tentang perlawanan untuk kembali 'meluruskan' sejarah, Jadi ingat bagaimana peraturan menteri bersikeras menetapkan untuk tetap mencantumkan peristiwasebagai GS/PKI dalam buku pelajaran sejarah, Ketika itu telah muncul berbagai versi mengenai peristiwa tersebut, antara lainKonflik internal di tubuh Angkatan DaratKudeta yang dilakukan Soeharto kepada Bung KarnoPeran intelijen asing dalam hal ini CIARekayasa yang dilakukan Bung Karno untuk menyingkirkan TNI danKudeta PKI terhadap Bung Karno.
Pada kurikulum, Depdiknas kembali mencantumkan kata PKI dalam peristiwa GS, dengan alasan gerakan yang dilakukan PKI padaSeptembermerupakan gerakan yang sama dengan pemberontakan lainnya yang pernah terjadi di Indonesia.
Hal inilah yang kemudian memunculkan pelarangan sejumlah buku sejarah oleh Mahkamah Agung berlanjut dengan pembakaran buku oleh penguasa pada tahunkarena dikhawatirkan akan mengganggu ketertiban umum, Sebuah hal yang berlebihan menurut saya, Kalau begitu buat apa undangundang menjamin rakyat untuk mendapatkan pendidikan dan kebebasan berekspresi

Makasi buat pak martin atas pinjaman bukunya, Buku ini tipis, cerpennya cumahalaman, Biasanya saya bisa baca dalam sekali duduk, Tapi tidak dengan kumpulan cerpen ini, Semua ceritanya sungguh sedih, ya memang, mana ada cerita tentang pembantaianyang bahagia ya,

Semua cerita berisi sudut pandang rakyat biasa yang menjadi korban, penderitaan mereka yang tidak terbayangkan, dan bagaimana cara mereka bertahan hidup dan menerima semua penderitaan itu.
Ada yang kuat, ada yang tidak, Semua cerita sungguh manusiawi dan menyentuh, membuat kita belajar lagi untuk melawan lupa, Jangan pernah lupa dengan sejarah berdarah tahun,

Salah satu cerpen berisi cerita Martin setelah keluar dari tahanan dan menjadi wartawan Tempo, Ini satusatunya cerita yang agak tidak depresif, Justru agak lucu, karena ternyata Tempo tahunitu terasa seperti Tempo tahunwaktu saya masih kerja di sana, sama motivasi wartawannya dan masalahmasalahnya,

.