
Title | : | Silver Stone: Rahasia Batu Perak |
Author | : | |
Rating | : | |
ISBN | : | - |
ISBN-10 | : | 9789790244689 |
Language | : | Indonesian |
Format Type | : | Paperback |
Number of Pages | : | 315 |
Publication | : | First published February 12, 2011 |
Seorang putri dari Kerajaan Meza mencari batu tersebut. Dia melarikan diri dari istana dan bertualang demi menemukan jawaban atas pertanyaannya akan kehidupan. Namun, pencarian itu tidak mudah, karena ada penyihir yang selaluberusaha menggagalkan usahanya, Clowder yang ingin mengisap kebeliaannya, juga naga hitam yang ber-maksud menangkapnya.
Bersama Pasque—pelayan setianya, seorang anak tukang kayu, dan seorang kesatria, mereka bertualang menjelajah hutan dan gunung untuk mendapatkan Silver Stone.
Silver Stone: Rahasia Batu Perak Reviews
-
Fallun Fartzd Danta
Ambratta Gabaril
Pintu pertama adalah pintu masuk
Pintu kedua adalah pintu menuju sebuah rintangan
Pintu ketiga adalah sebuah pintu keluar.
Sayangnya, kalian belum bisa sampai ke pintu ketiga.
Dua orang kakek sedang bernegosiasi dengan alot. Yang satunya memiliki sosok kurus, tinggi, berjanggut panjang, menggunakan jubah abu-abu kumal serta tidak mengunakan alas kaki. Ia dipanggil Max. Sedangkan sosok satunya lagi bertubuh gemuk dan pendek, berwajah merah serta berambut tipis, ia dipanggil Hanz. Keduanya bukan sekedar kakek-kakek biasanya tapi tukang sihir!
Keduanya sama-sama mengaku sebagai penyihir paling besar , yang satu merasa lebih hebat dari yang lain. Max memiliki sebuah batu bulat berwarna perak dan mengkilat terkena cahaya bulan sedangkan Hanz memiliki sebuah tongkat emas. Guna memutuskan siapa yang paling hebat, keduanya mengadakan pertandingan berupa menguji kedua benda tersebut. Benda mana yang paling banyak menghasilkan keajaiban paling hebat, maka pemilik benda itulah yang menjadi penyihir paling hebat.
Selesai kedua kakek sihir itu bernegosiasi, kedua benda tersebut, tongkat dan batu terangkat ke udara dan terus terbang hingga tidak terlihat lagi seakan-akan menyatu dengan langit. Selanjutnya mereka tinggal menunggu kejaiban apa yang akan mereka saksikan
Mereka berdua tidak menyadari, bahwa pertandingan yang mereka lakukan akan membawa pengaruh bagi kehidupan seorang putri yang terlalu bersemangat alih-alih anggun, pengawal yang setia, anak tukang kaya yang memiliki fisik berbeda dari saudaranya, pangeran yang terlalu percaya diri, tukang sihir yang miliki perasaan bersalah, serta seekor naga pengecut. Plus sebagai bumbu penyedap secuil kisah cinta segitiga ala bangsawan.
Kisah putri yang ditinggal ibunya selalu mampu membuai pembacanya. Ingat bagaimana kisah putrid salju. Ibu tirinya yang kejam ingin membunuhnya, untung pemburu yang diberi tugas tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Ia membiarkan putri salju di hutan sendirian alih-alih membunuhnya.
Demikian juga dengan kisah Putri Alyssa. Hidupnya lebih menyenangkan saat nenek dan sepupunya belum memasuki instana atas permintaan ayahnya. Sang ayah Raja Everard Celeste merasa keberadaan sang nenek dan sepupunya bsai memberikan sedikit sentuhan wanita bagi anak gadisnya. Ternyata itu justru membuat sang putri merasa menderita. Ia hanya punya waktu satu minggu untuk mencari jawaban atas segala pertanyaan yang mengganjal hatinya.
Seperti kisah dogeng yang lain, umumnya tugas seorang pangeran adalah melakukan sesuatu yang mulia. Dalam kisah klasik, umumnya tugas seorang pangeran adalah menyelamatkan seorang putri yang diculik oleh seekor naga raksaksa atau monster lainnya. Menyelamatkan mungkin bukan tugas yang sulit, tapi mencari lokasi dimana sang putri berada sungguh lebih sulit.
Damon, pangeran dari Kerajaan Azura selalu mendapat pelajaran bahwa perempuan harus dihormati dan memperlakukan mereka bagaikan permata dunia. Saat melihat seorang gadis dalam bahaya maka prinsip itu berlaku secara otomatis. Namun siapa mengira justru prinsip itu membuatnya celaka. Saat ini ia berada sebuah penjara bawah tanah dengan seorang pria tua, seorang pemuda kurus ceking dan gadis yang justru membawa masalah baginya. Pangeran Damon tak mengira kalau gadis yang membawanya dalam masalah bukan sembarang gadis, dan petualangannya masih berlanjut tidak hanya selesai disana saja.
Kita juga akan tahu perbedaan mendasar antara manusia biasa dan seorang penyihir. Penyihir dilahirkan dengan aura magis dalam diri mereka sehingga mereka bisa melakukan sihir. Kadang mereka menggunakan tongkat, batu dan alat lainnya guna mengeluarkan sihir agar lebih cepat dan efisien. Walau untuk penyihir yang memiliki kekuatan hebat hanya perlu dengan memikirkan tindakan saja. Sedangkan manusia tidak memiliki itu sehingga mereka tidak bisa melakukan sihir kecuali mereka punya alat sihir.
Ternyata selain penyihir dan manusia biasanya, ada yang namanya Anamigz. Anamigz sebenarnya mirip dengan penyihir hanya saja mereka manusia. Mereka lahir dengan aura khusus, tetapi bukan aura magis, dan aura itu juga berbeda dengan aura yang dimiliki oleh penyihir.
Seputar penyhir, dalam
http://mocca-chi.blogspot.com/2010/09... disebutkan 10 penyihir paling top di dunia, yaitu :
1. The Wicked Witch of the West
2. The Witch of Endor
3. Baba Yaga
4. Macbeth's Three Witches
5. Tituba
6. Penyihir di Hansel and Gretel
7. Circe
8. Endora from Bewitched
9. Marie Laveau
10. Galadriel
Tidak ada HP dalam list ini ^_^
Buku ini sebenarnya memberikan banyak pesan moral. Tengok saja sosok Troy, anak tukang kayu yang memiliki fisik berbeda dengan seluruh saudaranya. Seluruh kakaknya memiliki perawaan yang kekar. Kakak pertamanya mampu membawa tiga puluh kayu bakar sekali jalan dan merupakan sosok yang paling berani, kakak keduanya merupakan pemburu yang hebat sementara kakak ketiganya mampu berlari dengan cepat. Troy dianggap berbeda karena bertubuh kurus. Ia hanya bertugas membantu-bantu ibunya di rumah saja. Padahal dibalik tubuh kecilnya, ia memiliki kepandaian serta keberanian yang luar biasa. Sosok Troy memberi kita sebuah pelajaran untuk tidak menilai sesorang dari bentuk fisiknya saja.
Troy juga membuktikan bahwa mencoba lebih baik dari pada hanya duduk-duduk tidak berbuat sesuatu dan hanya menunggu nasib. Ia lebih baik pergi menentukan nasibnya sendiri dari pada hanya duduk dalam ketakutan. Cara mengatasi ketakutan adalah dengan memikirkan sesuatu yang patut diperjuangkan.
Kita juga akan mendapat sebuah pelajaran berharga mengenai sumber kekuatan terbesar di dunia. Terkadang, dalam situasi terjepit, kita bisa Salah mengenal diri kita lebih jauh. Manusia selalu merasa tidak berdaya bila melawan sesuatu ( menurut mereka) yang lebih kuat dari mereka sendiri. Itu sebabnya beberapa orang berupaya memiliki benda-benda yang dianggap mampu memberikan kekuatan lebih. Padahal manusia memiliki benda yang paling memiliki kekuatan di dunia, yaitu hati manusia. Harapan, motivasi dan pikiran manusia bisa menjadi senjata terkuat yang pernah ada. Hati yang terus berharap dan percaya adalah kunci dari semuanya. Sebuah pandangan yang patut diikuti.
Buku ini ditunjukan untuk pembaca remaja serta mereka yang berjiwa muda. Sehingga konflik-konflik yang ada walau terkesan rumit sesungguhnya tak serumit sinetron kita. Ada penjelasan yang sangat sederhana untuk setiap masalah yang ada. Jika setiap masalah dipertajam mungkin bisa cocok untuk pembaca dewasa. Walau bagaimana, saya cukup terhibur. Adegan monster rawa merupakan kesukaan saya dari seluruh isi buku ini. Sosok sang putrid mengingatkan saya pada beberapa orang sahabat he he he he. Ok sedikit mirip diri saya juga yang kadang suka grusak-grusuk ^_^ Sepertinya bintang tiga cocok untuk buku ini.
Kisah ini terutama mengajarkan bahwa,
Tidak semua jenis pertarungan terjadi antar prajurit-prajurit kerajaan
Tidak semua pertarungan melibatkan pedang dan darah
Tidak semua pertarungan harus menghabiskan banyak tenaga
Pertarungan menggunakan pikiran itu lebih sederhana dan memuaskan.
“... Dan seperti halnya setiap kisah, kisah ini dimulai dengan Once upon a time…”
Dan seperti halnya setiap review, review ini ditutup dengan BELI DAN BACALAH BUKU INI…” -
Judul : Silver Stone, Rahasia Batu Perak
Pengarang : Ardina Hasanbasri
Penyunting : Jia Effendie
Tebal : 313 halaman
Cetakan : 1, Januari 2011
Penerbit : Atria
Ini kisah tentang negeri dongeng
bukan, … bukan negeri dongeng seperti yang ada dalam buku-buku cerita klasik
Ini kisah tentang seorang putri yang tidak anggun, dengan pelayannya yang setia
Ini adalah kisah tentang seorang penyihir yang #galau, dengan goblin sabar-subur kesayangannya
Ini kisah tentang pangeran yang #klise dalam kurung gagah-dan-pemberani-seperti-di-buku-buku-dongeng!
Ini kisah tentang anak tukang kayu yang tidak ditakdirkan untuk menebang kayu
Ini kisah tentang prajurit sial yang selalu diikuti Dewi Fortuna
Ini kisah tentang naga dan monster rawa yang ramah (Hah …?)
Dan, lebih dari itu semua, ini adalah kisah seorang putri “kosmopolit” pertama di negeri dongeng.
Kisahnya di mulai dengan “Pada zaman dahulu kala, …”
Alkisah, seorang putri Kerajaan Meza hendak dijodohkan dengan pangeran dari negeri seberang. Sudah saatnya dia menjadi seorang ratu anggun sebagai panutan dan kebangaan. Pangeran nan tampan dan baik budi sudah dipilihkan. Namun, putri satu ini bukanlah putri biasa. Dia adalah pemburu petualangan, tipe seorang putri yang tidak akan mengeluh jijik dan mengibas-ngibaskan tangannya ketika terkena lumpur rawa yang kotor. Dia putri yang memilih untuk mengejar dan mewujudkan mimpi dan harapannya, dan mimpinya adalah berpetualang. “Emang hanya pangeran tampan dan ksatria gagah berani saja yang bisa berpetualang,” begitu katanya. Perkenalkan, dia adalah Alyssa.
Alyssa pun memberontak, jiwanya yang haus akan petualangan menyeretnya kabur dari istana. Bersama pelayan setianya, Pasque, Alyssa memulai sebuah petualangan mencari batu perak dan sebuah tongkat sakti yang konon mampu menunjukkan kebenaran dan merobek perjanjian abadi antara kaum penyihir dan bangsa manusia. Alyssa, tanpa ia sadari, memulai perjalanan untuk mengungkap keberadaan batu perak sekaligus kebenaran akan dirinya sendiri. Sihir, monster, naga, dan lava mendidih telah menanti. Dan Alyssa yang keras kepala itulah yang menjadikan cerita ini terjadi. Sebuah cerita petualangan yang pasti pernah Anda dengar namun dengan konsep dan trik penceritaan yang lebih baru, lebih emansipatoris!
Setelah berhasil menyeret Troy, seorang anak tukang kayu yang ternyata analitis, Alyssa menunjukkan perilakunya yang spontan dan kadang sembrono—yang terus menerus dikeluhkan oleh Pasque dalam gaya yang kocak namun pasrah bongkotan hehehe. Beberapa kali, Alyssa membuat rombongan ini terkena banyak masalah. Untunglah, mereka ditolong oleh Damon, sang pangeran pujaan dari negeri dongeng (@l4y nya kumat). Dari sini, kita akan mulai disuguhi petualangan-petualangan seru, sambung-menyambung, yang kadang terlalu cepat sehingga tau-tau buku ini udah habis dibaca. Anda akan menjumpai saat-saat seru ketika rombongan ini ditangkap oleh Fraud, digondol makhluk rawa, menumpang naga terbang (seperti tergambar dalam cover bukunya), dan bertarung serta bersekutu-eh bersekutu lalu bertarung dengan para penyihir. Semuanya mengalir lancar dengan bumbu-bumbu karakterisasi yang spesial, walau sound effeck dan pencahayaannya agak kurang (#emangnya nonton bioskop?)
Semua elemen cerita fantasi tumplek blek komplet dalam buku ini: putri, pelayan, rakyat jelata, pangeran tampan, penyihir, monster rawa, batu ajaib, naga, pertempuran sihir dan adu pedang! Sepintas, seolah buku ini sama biasanya dengan buku-buku dongeng untuk anak yang banyak beredar di pasar. Padahal tidak! Dari pemilihan tokoh utama Alyssa yang pemberontak saja, kita langsung tahu kalau novel ini … berbeza (kalao kata encik Siti Nurhaliza sana).
Cerita klise tentang pangeran yang menyelamatkan putri diobrak-abrik oleh penulis, yang rupanya sangat piawai dalam membangun dan mempertahankan karakternya. Kali ini, bukan sang putri yang diculik naga atau penyihir; alih-alih, Alyssa kabur dengan surat palsu, yang surat itu ternyata malah menyeret seorang penyihir kuat bernama Mirabel dalam masalah. Dalam novel ini, bukan putrinya yang mendapat masalah, tapi si penyihirnya lah yang lebih banyak ketiban rugi—dan Tantrum, goblin kocak pelayannya yang ketimpa kuali pecah dan ramuan salah sasaran.
Penulis juga menjungkirbalikkan mitos-mitos seram namun #klise dalam kisah-kisah fantasi. Mirabel ternyata punya rasa bersalah (walaupun Mirabel juga tipe penyihir yang tegaan ketika mengatakan nggak mau menolong Alyssa), goblin milik Mirabel yang ternyata kocak dan jauh lebih bijak dari nyonyanya, ada juga monster rawa yang suka makan kue coklat, serta naga yang takut pada kegelapan. Teknik ini terbukti sukses dalam mengangkat tema dongeng klasik bertema biasa menjadi sebuah novel yang kudu segera rampung di baca.
Kekuatan utama novel ini memang ada pada karakter-karakternya. Bagi para pembaca fantasi yang terbiasa membaca karya-karya fantasi terjemahan, mungkin awalnya akan menganggap remeh novel fantasi karya anak negeri ini. Alur cerita dasarnya mungkin gampang ditebak, tapi percayalah…Anda akan larut dengan karakter-karakter “di luar kotak” yang diciptakan oleh penulisnya. Bayangkan seekor-eh seorang goblin yang mengomel dan suka menonton drama, penyihir yang galau, tukang kayu yang bukan tukang kayu (loh), dan naga yang penakut. Bagian yang masih dipertahankan dari cerita klasik mungkin adalah karakter pangeran Damon yang tetap gagah, berani, bertanggung jawab, suka melindungi orang lain bla-bla-bla. Walo begitu, semua karakter itu mampu diuraikan oleh penulis dengan begitu kuat. Begitu kuatnya sehingga sosok Alyssa yang keras kemauan itu seolah selalu memukul-mukul kepala saya jika saya nekat meletakkan buku ini sebelum sampai pada halaman terakhir.
Ending dari novel ini juga cukup memuaskan alias happy ending. Bukan happy ending #klise seperti “ … mereka berdua menikah dan hidup bahagia selamanya”. Tapi, lebih seperti “aku akan jatuhkan rumah tawonnya sehingga kalian bisa kabur dan berpetualang lagi”. Penasaran pasti! Jika Anda ingin membaca karya fantasi dalam negeri yang berbintang minimal empat (dari lima bintang), cobalah membaca Silver Stone. Sekali lagi, ceritanya mungkin biasa, tapi karakterisasi “out of the box” dari penulisnya-lah yang membuat Silver Stone pantas menjadi salah satu “silver book” dalam panggung fiksi-fantasy Indonesia.
“Aku percaya bahwa dunia ini tidak setipikal yang ada dalam buku (dongeng?). Dunia ini lebih hebat dan ajaib!”, kata Alyssa di halaman 219. Dan saya percaya bahwa fiksi fantasi Indonesia tidak kalah hebat dan ajaib dari fiksi fantasi terjemahan. Kita tunggu saja (buntelan berikutnya ha ha ha *ngarep) -
Akhirnya selesai juga, 3,5 sayap deh :))
cerita fantasy dalam negeri yang saya baca setelah Aerial dan Magical Seiranya Sitta Karina, tapi yang ini bener-bener fantasy, kalo yang Sitta Karina masih dicampur kehidupan sekarang. Awalnya pesimis ini cerita bakalan sesuai harapan saya gak nih, soalnya gak terlalu suka cerita dongeng, saya lebih memilih nonton filmnya, tapi waktu memasuki bagian Alyssa bertemu teman-temannya untuk memulai perjalanan, saya sangat menikmati ceritanya.
Prolognya ada dua kakek tua yang saling menyombongkan kekuatannya, merasa dirinya penyihir terhebat, Maximus mengeluarkan batu perak dan Hanz mengeluarkan tongkat emas. Kemudian mereka bertaruh, benda siapa yang dapat menghasilkan keajaiban paling hebat, dialah yang menang.
Di buku ini dibagi menjadi beberapa bagian, ada Sang Putri, Sang Penyihir, Anak Tukang Kayu, Sang Pangeran, Para Monster, Naga, Batu dan Sang Kesatria.
Alyssa, gadis yang tidak bisa diam, tidak suka aturan kerajaan, dan dia sudah cukup umur menikah. Karena merasa belum siap dan takut kalau tidak bisa menjadi teladan yang baik, dia takuu akan terkurung di istana demi menjalankan tugas-tugas keputrian yang membosankan, takut tidak bisa lagi melgat dunia luar dan bertualang, dan takut mengecewakan keluarganya terutama ayahnya, dia kabur untuk mencari petualangan bersama pelayan tuanya Pasque. Ditengah perjalanan, mereka bertemu dengan peramal tua, Maxim dan Hanz. Dengan bola kristalnya, Maximus memberitahukan kalau ada sebuah batu perak yang dapat menjawab pertanyaan Alyssa, mencari takdirnya sendiri sebelum menikah. Dan peramal satunya juga mengatakan kalau ada tongkat yang sangat hebat. Bersama pelayan setianya, Alyssa mulai mencari batu dan tongkat tersebut. Musuhnya? Tentu saja sang penyihir. Mari saya perkenalkan, Mirabel, penyihir yang berpakaian elegan, bernuansa mistis, muda dan segar. Tinggal di sebuah gua yang telah dia dekorasi menjadi rumah impiannya, dia tinggal bersama Tartum, goblin hijau yang mirip katak raksasa yang tidak suka perjalanan dengan cahaya, mendaki awan dan kerap sekali sial. Lalu Tartum membawa sebuah surat dari Mamanya Mirabel, dia bertanya apakah yang dimaksud rencana hebatnya adalah menculik putri kerajaan? Lalu kakaknya datang Ronda yang juga menjadi sainganya, karena tidak ingin dikatakan cuma omong besar, dia mengakui kalau dia yang menculiknya dan akan membuat istana heboh. Kemudian dia membuat rencana untuk menangkap sang putri. Waktu Alyssa dan Pasque dihadang penjahat, mereka ditolong oleh Troy, anak tukang kayu yang badannya kerempeng, yang sering tidak dianggap oleh keluarganya sendiri. Karena ingin mendapatkan pengalaman baru, Troy mengikuti Adel (nama samaran agar tidak diketahui dia seorang putri yang sedang kabur) dan Pasque. Waktu mereka terjebak di gubuk hitam gara-gara rencana Ronda, dia bertemu dengan pangeran, Damon yang sedang mencari tunangannya yang hilang, dia pun ikut terjebak dalam petualangan si putri untuk mencari batu dan tongkat. Ceritanya tidak bisa ditebak, lolos semua dari yang kubayangkan, contohnya waktu mereka tertangkap monster rawa, yang namanya monster pasti menakutkan kan? La ini si monster yang bernama Swapy menangkap mereka hanya untuk menemani makan biskuit dan malah menghidangkan teh, lalu ada naga yang pengecut, Gordo. Waktu kepergok Damon dan Alyssa dia malah menyerahkan diri dan bilang jangan bunuh saya, lalu kemana semburan bau napasnya hah? Ditambah lagi si penyihir Mirabel yang plin plan dan Tartum yang selalu sial menambah konyol cerita ini. Lalu berhasilkah rombongan ini menemukan batu dan tongkat? Apakah batu itu bisa menjawab pertanyaan Alyssa? Apakah putri yang dicari Damon itu Alyssa? Ceritanya benar-benar tidak bisa ditebak =))
Buku ini lumayan lama saya baca, dari bulan Februari sampai awal Mei, ya karena itu, seperti diawal yang saya utarakan agak pesimis sama cerita ini, kalau kata lagu sih mau dibawa kemana cerita ini #tsahhh tapi terbayar dengan petualangan Alyssa yang konyol. Ada typo satu kalo g salah tapi gak terlalu mencolok, covernya lumayan tapi kenapa hanya putri, pangeran dan naga saja? Mana Troy dan Pasque yang setia dari awal menemani petualangan mereka? Endingnya juga bikin mesam mesem. Ada kalimat favoritku, hal. 270, "Ada satu cara untuk mengatasi ketakutan, yaitu dengan memikirkan sesuatu yang patut diperjuangkan." -
Novel ini adalah salah satu karya fantasi lokal paling bagus yang terabaikan. Kisahnya begitu sederhana karena sudah biasa kita dengar atau baca, namun semua unsur yang sudah biasa itu tersajikan dalam konsep yang mampu membuat kita tersihir.
Kisah ini berawal ketika dua orang Anamigz bertaruh siapa yang paling hebat di antara mereka. Dua benda magis, yaitu sebatang tongkat emas dan sebuah batu perak pun diterbangkan untuk menghasilkan keajaiban sebagai penentu kehebatan mereka. Seorang putri liar yang melarikan diri dari perjodohan dan pelayan tua setianya terseret dalam pertandingan dua Anamigz itu. Kemudian bergabunglah anak tukang kayu yang terlalu kurus untuk menjadi tukang kayu dan pangeran gagah yang mencari sang putri hilang. Mereka juga bertemu berbagai tokoh seru lainnya, yaitu si penyihir dan goblinnya, Clowder, monster rawa, dan naga. Oh, jangan lupa si prajurit rajin yang menjadi sial karena ulah sang putri.
Novel ini mengandung kisah penuh rahasia dari para tokohnya dan rahasia mereka akan membuat kita melongo seperti idiot. Belum lagi berbagai lelucon mereka yang membuat kita terpingkal-pingkal.
Akhir kisah sungguhlah bahagia seperti dongeng umumnya, tapi itu bukan alasan untuk mengabaikannya setelah jalan cerita yang mengocok perut. Pokoknya, nikmati jalan ceritanya yang seru dan kocak. -
Baiklah.
Buku fantasi lokal ini awalnya membuat saya heran saat menatap sampul depannya. Kok seperti ada "musuh dalam selimut". Seorang pangeran (mustinya pangeran ya, karena menunggang naga) kelihatan akan menghunjamkan pedangnya ke punggung seorang putri yang duduk di depannya (kalau ada pangeran, ceweknya pasti putri, bukan mbok jamu). Apalagi si pangeran itu sambi tersenyum miring, sedangkan putri bergaun ungu itu terlihat tertawa lepas. Wah, ini cerita pengkhianatan nih, demikian pikir saya.
Waktu akhirnya baca... ya ampun, buku ini ternyata kocak. Nggak kocak banget hingga bisa menyaingi srimulat, tapi lumayan lah. Kesan saya, pengarang buku ini orang yang cukup usil :)
Sekian dulu. -
Sebuah dongeng tentang seorang putri dari kerajaan Meza yang bernama Alyssa. Menarik bacanya karena dimana tren saat itu adalah damzel in distress dan Alyssa sama sekali tak mengikuti tren tersebut. Ceritanya renyah, lucu, dan berisi pendidikan karakter baik untuk didongengkan untuk anak.
-
2,5 bintang :)
-
This book is the most different I've ever read. Well, I guess it's good