Uncover Hotel Pro Deo Rendered By Remy Sylado Categorized In Printable Format

ceritanya keren banget. Berkisah tentang pejabat korup di era, Bagaimana masalahyang dia buat dan usaha orang di sekitarnya untuk mendapatkan keadilan di tengah transisi Orde Baru ke Reformasi, Saya suka pemilihan katakata dalam narasinya, Satir dalam jalan cerita namun juga penub humor yg menurut saya agak slapstick, Pokoknya novel ini page turner banget,halaman tapi ga berasa. Bagi saya, Hotel Prodeo merupakan novel yang cukup lucu, Pak Remy cerdik sekali membuat frasa khususnya oleh Jeng Retno, Ditambah lagi, gaya bahasa lawas namun tetap kekinian membuat novel ini unik, Misalnya, wajah orang yang babak belur dimbarkan berbentuk seperti roti unyil, Buku buku yang ditulis Remy tidak pernah membosankan, Dan sebab buku ini, saya menjadi tertarik dengan politik sekaligus membencinya,
Sebab dalam buku ini diceritakan Secara rinci tentang bagaimana teknis politik yang berlaku di Indonesia,
Dan KOMBES DB. Darsana menjadi tokoh buruk dalam buku ini,
Seorang kombes gabut yang DB Doyan Banget serta Secara keji membunuh orang orang yang menghalangi jalannya,
Kejahatan yang konflik sampai akhirnya para korban menjadi saksi dalam persidangan tuntutan yang diajukan eh Ibu Intan, Istri resmi kedua Darsana yang tidak memaafkan dirinya sendiri, sebab mau nya ia dulu menerima Darsana sebagai suaminya,
Pada Akhirnya Darsana masuk tahanan di nusakambangan, tapi geram jeng Retno, selingkuhan Darsana yang hampir juga dibunuh olehnya sebab pengkhianatan atas dirinya, Jeng Retno membunuh Darsana dalam tahanan Dengan bantuan Sipir yang Doyan uang, Ternyata bagus! Di awalawal sepertinya membosankan, tapi setelah dua tiga bab, plotnya berubah seru! Sampai akhir kisah, penulis mampu membuat saya tetap antusias, Yang pertama, setting lokasi ceritanya nyata, jadi saya bisa membayangkannya di kepala, Kedua, alur ceritanya jelas, dituturkan dengan kalimatkalimat yang unik, menarik sekali, Ketiga, tokohtokohnya tidak ada yang terlupakan, padahal ada banyak sekali! Kadang, penulispenulis terjebak dalam perangkap membuat tokoh sebanyakbanyaknya tapi lalu saat kisah bergulir, sebagian besar hilang entah kemana, Tapi penulis, mampu 'menuntaskan' semuanya, bahkan tokoh figuran sekalipun! Buat saya,bintang! Novel ini panjang sekali,
Bercerita tentang kelicikan dan kejahatan seorang Kombes di akhir era Orde Baru, Bukan kejahatan politik semacam korupsi, tapi kejahatan rumah tangga dan perselingkuhan yang merembet pada kejahatan lain, Kebohongan baru menutupi kebohongan lama, Gemes banget sama Kombes DB alias Kombes Doyan Banget ini, Dan kegemesan saya terbayarkan di akhir novelnya, Menarik sekali.

Keadaan akhir Orde Baru membuat saya tertarik belajar sejarah runtuhnya Orde Baru tahunsaya masihtahun waktu itu, Juga kasus rasialisme di Indonesia,

Secara diksi, pengarang banyak mengambil katakata awalan yang jarang atau bahkan tidak pernah didengar sebelumnya, Untuk saya kata arkian, lancung, syahdan, hatta, galib, wagu, taazul, taazur, dan sebagainya itu, belum pernah saya tau artinya, Tapi semuanya itu terdapat di KBBI setelah saya cari artinya, Mungkin di novel karya Remy Sylado yang sudah saya baca sebelumnya tidak begitu penting, Seiiring saya yang kurang kerjaan saja yang mengakibatkan saya makin gemar baca membuat saya mulai memperhatikan unsurunsur novel, Hahaha.

Novel ini terlalu berbelitbelit sebenarnya, Ada bagian saya bosan, sehingga kecepatan membaca saya meningkat di bagian yang membosankan, maksudnya saya loncati, Namun saya tetap mengerti ceritanya walaupun saya lompati, Kadang tokohtokoh di sini punya pandangan yang miripmirip sekalinya serius, menunjukkan semua tokoh itu dibayangi satu pemikiran penulisnya tentang kehidupan,

Kalau dibandingkan Ca Bau Kan dan Namaku Mata Hari, novel ini saya rasa kurang, Walaupun demikian, Remy Sylado tetap pengarang favorit saya, Ciayoo, om. Hehe : Novel Remy pertama yang saya baca, Euu, . Novel yang Arjuna dulu sempet baca, cuman gak dilanjut karena malah ketemunya yang novel keduanya, menceritakan tentang intrik kekuasaan militer polisi semasa peralihan dari orde baru ke reformasi, sosok Dharsana adalah pelaku utama, yang kebetulan mempunyai peran sebagai yang jahat, beratribut polri, dan berakhir dengan kematiaannya di nusakambangan, greget baca gelagat si Dharsana ini,

Ceritanya sederhana, namun alurnya mengalir, hingga tidak terasa berada di ketebalanhalaman, banyak pengajaran tentang bahasanya juga, yang menunjukan Remy sebagai pakar didalamnya, termasuk banyak pengetahuan meski sepele yang lebih menunjukan tentang wawasannya yang luas, gaya bahasanya susah diikuti.

Tapi, yang penting, intinya dari novel ini hanya ingin menjelaskan bahwa kejahatan itu mungkin saja bisa dikalahkan, tetapi sifatnya itu menular dan menjalar, mungkin orang atau pelaku kejahatannya itu akan mati secara faal dari anggota badannya yang sudah tidak bergerak, tidak bernafas, tetapi kejahatannya bisa jadi diteruskan oleh orang lain, oleh pelaku lain, dengan pikiran yang di stir oleh syetan.
hingga akhir jaman, nanti. Jalan ceritanya menarik. Tapi jenuh di bab terakhir, Persidangan dilakukan berulangkali. Jakarta, menjelang akhir Orde Baru, Kehidupan rumah tangga Komisaris Besar DB Dharsana dan Ibu Intan tak setenang di permukaan, Kebencian sang Kombes terhadap Marc, anak tirinya, tak lagi mudah diredam, Lebih gawat lagi, Marc memergoki Dharsana berselingkuh dengan Jeng Retno, istri seorang terpidana korupsi,

Demi membungkam Marc, Dharsana merekayasa kecelakaan di atas jembatan layang Senen, Ia juga menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apapun yang dia mau mengatur rekayasa pengadilan, melakukan penipuan dalam bisnis tanah, menganiaya Jeng Retno, bahkan mendalangi pembantaian satu keluarga Cina dalam kerusuhan.


Setelah Orde Baru runtuh, Dharsana kalang kabut mempertahankan posisinya sebagai aparat negara, Dapatkah ia terus berlindung di balik korps kepolisian Apa peran Ibu Intan, dan seorang pengacara cemerlang, Juminah, dalam mengungkap kejahatan Dharsana Hotel Pro Deokah yang ada di ujung nasib Dharsanamenyerana
kosokbali
generasi halaibalai
tuangampung
tenahak
rumpil
pringsilan
papakerma
cempiang
besoklusatulattubin
teringainga
melutu
galabah
kasam
belubelai
mencuca
cempala
ingatan ilamilam
terkinjat
kasad
cumengkling
jangar pikirannya
lopaklapik
rondahrandih
kasdu
tersingahak
terkoselkosel
menghingguthinggutkan tangan
dayuh
taajul
kegelojohan
rongseng
meranyah
bingit
biut
terkinjat
membelangah
sengak
meluah
meloya
terdayuh
bersawala

familiar dengan katakata di atas
tidak
sama dong.
. .

untuk fakir bahasa seperti saya, membaca buku ini bagaikan diajak wisata bahasa dengan tour guide remy sylado, . . lihat saja katakata di atas, padahal katakata tersebut adalah kata dalam bahasa indonesia, paling tidak sebagian yang sudah saya googling, . . Alif Danya Munsyi. . What a wrecked life wihout reading yours!!
seruuuuuuu, . . really reflects INDONESIA!! Bravo Oom Remy! Seperti jamaknya novel yang ditulis oleh Remy Silado, detil, Riset Remy luar biasa, menghasilkan novel yang tak cuma mengalir walau dengan banyak tokoh dan karakter namun juga sulit ditebak endingnya, Remy Sylado lahir di MakassarJuli, Dia salah satu sastrawan Indonesia, Nama sebenarnya adalah Yapi Panda Abdiel Tambayong Jampi Tambajong, Ia menghabiskan masa kecil dan remaja di Solo dan Semarang, Sejak usiatahun dia sudah menulis kritik, puisi, cerpen, novel, drama, kolom, esai, sajak, roman popular, juga buku buku musikologi, dramaturgi, bahasa, dan teologi, Ia memiliki sejumlah nama samaran seperti Dova Zila, Alif Dana Munsyi, Juliana C, Panda, Jubal Anak Perang Imanuel, Dibalik kegiatannya di bidang musik, seni rupa, teater, dan film, dia juga menguasai sejumlah bahasa, Remy Sylado memulai karir sebagai wartawan majalah Tempo Semarang,, redaktur majalah Aktuil Bandung, dosen Akademi Sinematografi BandungRemy Sylado lahir di MakassarJuli, Dia salah satu sastrawan Indonesia, Nama sebenarnya adalah Yapi Panda Abdiel Tambayong Jampi Tambajong, Ia menghabiskan masa kecil dan remaja di Solo dan Semarang, Sejak usiatahun dia sudah menulis kritik, puisi, cerpen, novel, drama, kolom, esai, sajak, roman popular, juga buku buku musikologi, dramaturgi, bahasa, dan teologi, Ia memiliki sejumlah nama samaran seperti Dova Zila, Alif Dana Munsyi, Juliana C, Panda, Jubal Anak Perang Imanuel, Dibalik kegiatannya di bidang musik, seni rupa, teater, dan film, dia juga menguasai sejumlah bahasa, Remy Sylado memulai karir sebagai wartawan majalah Tempo Semarang,, redaktur majalah Aktuil Bandung, dosen Akademi Sinematografi Bandung, ketua Teater Yayasan Pusat Kebudayaan Bandung, Remy terkenal karena sikap beraninya menghadapi pandangan umum melalui pertunjukan pertunjukan drama yang dipimpinnya, Selain menulis banyak novel, ia juga dikenal piawai melukis, dan tahu banyak akan dunia perfilman, Saat ini ia bermukim di Bandung, Remy pernah dianugerahi hadiah Sastra Khatulistiwauntuk novelnya Kerudung Merah Kirmizi, Dalam karya fisiknya, sastrawan ini suka mengenalkan kata kata Indonesia lama yang sudah jarang dipakai, Hal ini membuat karya sastranya unik dan istimewa, selain kualitas tulisannya yang sudah tidak diragukan lagi, Penulisan novelnya didukung dengan riset yang tidak tanggung tanggung, Seniman ini rajin ke Perpustakaan Nasional untuk membongkar arsip tua, dan menelusuri pasar buku tua, Pengarang yang masih menulis karyanya dengan mesin ketik ini juga banyak melahirkan karya berlatar budaya di luar budayanya, Di luar kegiatan penulisan kreatif, ia juga kerap diundang berceramah teologi, Karya yang
Uncover Hotel Pro Deo Rendered By Remy Sylado  Categorized In Printable Format
pernah dihasilkan olehnya antara lain : Orexas, Gali Lobang Gila Lobang, Siau Ling, Kerudung Merah Kirmizi, Kembang Jepun, Matahari Melbourne, Sam Po Kong, Rumahku di Atas Bukit, dariKata Bahasa Indonesia adalah Bahasa Asing, dan Drama Musikalisasi Tarragon “ Born To Win “, dan lain lain.
Remy Sylado pernah dan masih mengajar di beberapa perguruan di Bandung dan Jakarta seperti Akademi Sinematografi, Institut Teater dan Film, dan Sekolah Tinggi Teologi, sitelink.