fantastic story, i'll read it again, Oliver Twist es la segunda novela del autor inglés Charles Dickens, Se publicó originalmente como novela por entregas de aparición mensual en la revista Bentley's Miscellany, dirigida por el propio Dickens, entre febrero dey abril de.
Pertenece al género de la narración y trata temas como la lucha por sobrevivir y encontrar un sitio en la sociedad, o lo que es lo mismo, la lucha del débil contra el fuerte, del bien contra el mal.
Oliver Twist es el protagonista de este libro, es un niño que vive en un orfanato y al igual que sus compañeros no tiene mucha comida y se mueren de hambre.
A veces entre ellos jugaban a ver quien era el elegido para pedir más comida, esta vez Oliver es el elegido, En la cena de esa noche, después de su ración normal, Oliver se dirige al director del orfanato y le pide más comida.
Oliver, es tachado por el Sr Bumble, por el bedel y por el director de ser problemático, y el chico es ofrecido como aprendiz a cualquiera que lo quiera contratar.
Tras trabajar limpiando chimeneas, Oliver se convierte en aprendiz del enterrador Sowerberry, Pero Oliver se pelea con uno de los chicos del enterrador, y decide escapar e irse a Londres, En las afueras de la ciudad, cansado y hambriento,
Oliver conoce a Jack Dawkins, quien le ofrece un lugar donde hospedarse en Londres, En el lugar que le ofrecía para vivir, vivían más niños, quienes eran dirigidos por Fagin, Pero como era de suponer no iba a vivir allí gratis, tenía que trabajar como lo hacían los demás niños, robando.
Tras una larga sucesión de hechos que sufre Oliver por un robo mal planificado, este consigue escapar de Fagin, pero su libertad no dura mucho, Nancy, una mujer que se ganaba la vida en la calle y ayudando a Fagin lo captura y lo devuelve a Fagin.
Oliver intentará volver a escapar,
Esta historia me ha parecido muy triste porque me ha hecho reflexionar sobre la situación que vivió Oliver, me da pena que las personas no toman en cuenta la vida del niño que son utilizados para hacer cosas malas y utilizados para favorecerse ellos mismos.
La historia de Oliver Twist es verdaderamente triste ya que tuvo una infancia muy mala, pasó por muchos obstáculos para que al final tuviera una familia con quien compartir y que viviera su vida como él quisiera pero al lado de personas que en verdad lo quisieran y compartieran cosas buenas a su lado.
Le doy tres estrellas porque me ha gustado mucho pero creo que exagera un poco porque hoy en día no creo que existan niños que tengan la mala suerte de toparse con este tipo de problemas.
Además la he relacionado mucho con la novela de El Lazarillo de Tormes, ya que pasa por situaciones muy semejantes, como estar al servicio de varios amos.
Libro interesanto aunque no es mi favorito , muy oscuro en algunas partes Even though Oliver Twist is the name of the story, he doesn't talk much.
I loved this book amazing as it is filled with things that could make you sad, happy and enjoyful Judul: Oliver Twist
Penulis: Charles Dickens
Penerjemah: Reni Indardini
Penerbit: Bentang Pustaka
Tebal:hlm
Buku ini menceritakan tentang seorang anak anak yatim piatu di Inggris yang hidup di abad“ Oliver Twist”.
Lahir dari hubungan orang tua yang tidak jelas baca: di luar nikah, ia langsung menjadi yatim piatu, Ayahnya entah kemana, sedang ibunya yang ringkih meninggal tak lama setelah ia lahir, Nasib anak yatim piatu ini amatlah menyedihkan, Oliver dan temansenasibnya berada di bawah pengawasan semacam Dinas Sosial yang dikelola oleh pemerintah, dan ditempatkan di Rumah Sosial yang dikelola warga dan ditunjang oleh pemerintah.
Seharusnya mereka Oliver amp temansenasibnya bias hidup layak dengan dana yang ada di rumah social itu, tetapi kebanyakan rumah sosial itu justru tidak sosial sama sekali, petugas/pegawai yang ada di Rumah Sosial itu malah mengambil keuntungan dengan menyunat anggaran untuk makanan dan kebutuhan anakanak itu dari anggaran yang ada dari pemerintah.
Alhasil, anakanak itu menderita kurang gizi parah, belum lagi perlakuan tidak manusiawi seperti tempat tidur kumuh dan sempit, bekerja berat dan siksaan fisik menjadikan hidup anakanak yatim itu semakin suram.
Di lingkungan seperti itulah Oliver Twist kecil tumbuh selama delapan tahun, Saking parahnya keadaan itu, Oliver makan dengan rajus sekali saat diberi makanan basi atau makanan anjing, karena makanan yang didapat di rumah sosial lebih parah lagi!
Oliver Twist, anak yatim piatu malang, kalau saja suatu hari ia tidak memberanikan diri memohon untuk mendapatkan tambahan makanan kepada staf rumah sosial.
Tak dinyana, keberaniannya itu berbuah petaka bagi Oliver, Ia disebut sebagai berandalan cilik, dilaporkan kepada Dewan, yang akhirnya dalam sebuah sidang memutuskan Oliver harus “dibuang” dari pengasuhan mereka kepada siapapun yang mampu dan mau membelinya seharga lima pound.
Bayangkan, minta tambah makanan dari porsi yang memang tidak manusiawi dengan memelas ternyata dianggap sebagai kejahatan besar! Betapa tak adil dan tak manusiawinya perlakuan mereka.
Akhirnya seorang pengusaha rumah kematian bernama Tuan Sowerberry mengambil dan mempekerjakan Oliver, Oliver pun diantar oleh Tuan Bumble, seorang pejabat Sekretaris Desa yang sok kuasa dan mata duitan, Awalnya semua berjalan lancar, bahkan Oliver sempat menjadi andalan bisnis Tuan Sowerberry, Hingga suatu hari anak buah Tuan Sowerberry lainnya yang bernama Noah Claypole memancing garagara karena iri pada kemajuan karir si anak baru Oliver, Ia menghina ibu Oliver yang memang dicap penjahat oleh masyarakat, Akibatnya, Oliver yang kecil dan lemah itu marah besar dan mampu menyerang dan memukuli Noah yang bertubuh lebih besar, Anda pasti dapat menduga kelanjutannyalagilagi Oliver dicap sebagai berandalan dan penjahat cilik, Tak tahan menanggung semuanya, Oliver pun melarikan diri dari kediaman Sowerberry, Berkelana tanpa tujuan jelas, kelaparan dan tak memiliki tempat berteduh, dalam perjalanan Oliver sempat mengunjungi Dick, sahabatnya di rumah sosial dulu, Nasib Dick tak kalah menyedihkannya dibanding Oliver, namun alihalih menangisi nasib sendiri, Dick justru menyemangati Oliver untuk melanjutkan hidupnya, “Tuhan memberkatimu” adalah katakata Dick yang menghidupkan harapan di hati Oliver,
Oliver melanjutkan perjalanan hingga tibalah ia di dekat batu penanda jalan milestone yang menunjukkan jarakmil menuju London, Di titik ini Oliver memutuskan bahwa ia akan mengadu nasib di kota London, Tiba di London, Oliver yang kecapekan dan kelaparan tak disangkasangka mendapat uluran tangan dari seorang pemuda yang baru dikenalnya, Sekali laginasib baik belum berpihak pada Oliver, Karena pemuda yang menolongnya itu justru adalah penjahat dan pencopet bernama Artful Dodger yang dididik oleh Tuan Fagin, si raja pencuri!
Untuk sementara Oliver memiliki tempat berteduh dan makanan yang cukup untuknya melanjutkan hidup.
Tapi,
semua itu tak ia dapat secara cumacuma, Tuan Fagin menampungnya untuk dididik menjadi seorang pencopet cilik, menemani Dodger dan Charley Bates yang sudah duluan menekuni “bisnis” mendapatkan barang secara ilegal dengan mencopet dan mencuri.
Awalnya Oliver yang polos tak menyadari kenyataan ini, Matanya baru terbuka saat ia diperbolehkan ikut “bekerja” bersama Dodger dan Bates, Oliver menyaksikan dengan ngeri bagaimana kedua rekan mudanya mencopet saputangan milik seorang pria terhormat yang sedang asyik membaca buku di sebuah lapak buku, Secara naluriah, Oliver langsung lari ketakutan dari tempat kejadian, terpisah dari kedua rekannya, Si tuan korban pencurian langsung mengejarnya karena mengira ia pencopetnya, dan segera diikuti oleh massa yang sengaja digerakkan Dodger dan Bates untuk menjauhkan mereka sendiri dari kecurigaan.
Seperti biasa, yang paling lantang berteriak maling pastilah si maling sendiri!
Dan sekali lagi nasib buruk menghampiri Oliver, Ketakutan, babak belur dipukuli massa, iapun dituduh melakukan kejahatan tanpa kesempatan membela diri dan dijebloskan ke penjara, Beruntunglah, pria terhormat korban pencopetan yang bernama Tuan Brownlow benarbenar layak menyandang gelar terhormat, Ia merasa Oliver tak bersalah, dan berkat kesaksian pemilik lapak buku tempat Tuan Brownlow kecopetan, yang menyaksikan sendiri kejadian itu, akhirnya Oliver dibebaskan dari penjara.
Kini Oliver boleh bernapas lega, Ia dirawat dengan baik dan penuh kasih sayang oleh Tuan Brownlow dan pengasuh tua bernama Nyonya Bedwin, Di sini pula Oliver pertama kali mendapatkan siraman kasih yang seumur hidupnya yang kelam tak pernah ia rasakan,
Sayang, kebahagiaan itu hanya berumur jagung, karena Tuan Fagin dan gerombolannya tak kenal lelah berusaha mencari dan menemukan Oliver, Di sini mulai bermunculanlah satu per satu anggota komplotan Tuan Fagin, Mulai dari Nancy, gadis muda yang menaruh kasihan pada Oliver, Bill Sikes perampok kejam yang jadi kekasihnya, lalu ada juga seorang pria misterius bernama Monks yang tampaknya sangat membenci Oliver dan ingin menghancurkannya.
Saat Oliver menunaikan amanat Tuan Brownlow untuk mengembalikan buku ke lapak buku, Oliver pun diculik oleh gerombolan Fagin dan sekali lagi ia harus mendekam di tempat kumuh yang kian tampak suram karena aura kejahatan yang meracuni udaranya.
Sekali lagi Oliver dididik untuk menjadi penjahat, dan suatu hari dipinjamkan pada Bill Sikes yang ingin merampok sebuah rumah, Lalu bagaimana reaksi Oliver Apakah pendidikan Tuan Fagin akan menampakkan hasilnya dan menjadikan Oliver sejahat yang lain Atau berhasilkah ia tetap mempertahankan kesucian moralnya Kalaupun yang terakhir yang terjadi, bagaimana ia dapat mengelak dari takdir gelap yang seolah mengejarnya kemanapun ia pergi Lalu siapakah Oliver Twist sebenarnya Sejarah kelam seperti apakah yang membuat nasibnya malang
Ini adalah salah satu buku yang sayang untuk dilewatkan.
Selain membawa kita menyaksikan potret buram kehidupan di kota besar abad, Dickens juga mau mengusik kemanusiaan kita, Bahkan di abad modern ini, masih banyak orang yang menancapkan stigma negatif pada orangorang yang berbeda atau tidak sejalan dengan kebanyakan orang di masyarakat, Prasangka dengan mudahnya diletakkan ke atas seseorang tanpa terlebih dahulu menelusuri kebenarannya, Kita layak belajar dari Tuan Brownlow yang tidak serta merta setuju dengan pendapat Tuan Grimwig kawannya, yang yakin bahwa Oliver Twist pasti melarikan diri dengan uang dan buku yang dipercayakan kepadanya, serta takkan kembali dari lapak buku.
Sebaliknya, ketika Oliver Twist memang tak kembali meski tentu saja bukan karena hendak lari melainkan karena diculik, Tuan Brownlow berinisiatif melacak sejarah Oliver Twist,
Di babbab awal peran Oliver memang cukup mencolok dalam kisah ini, Namun di bagianbagian selanjutnya, justru tokohtokoh lainlah yang menurutku lebih menonjol, Mungkin memang Dickens ingin mengupas tuntas tentang kejahatan dan kemunafikan yang ada di masyarakat saat itu, Tapi tetap saja itu membuatku kurang puas, Selain itu, aku merasa karakter Oliver Twist kurang menarik, Ia anak yang baik, sopan, ramah, penuh kasih, namun juga lemah lembut, Kubayangkan anak yang tumbuh sendirian di lingkungan yang keras akan menjadi anak yang keras juga, tangguh dan keras kepala, Menangis mungkin sudah tak masuk dalam kamusnya karena derita dan sakit hati pasti sudah biasa ia rasakan, Tapi Oliver ternyata gampang sekali tersentuh hatinya, dan tubuhnya sendiri lemah, Mungkin itu karena ekspektasiku sendiri sebelum membaca buku ini ya, atau memang Dickens memang ingin membuat perbandingan yang sangat mencolok antara sisi jahat dan sisi baik manusia, sehingga yang jahat dibuat sangat jahat dan yang baik menjadi sangat baik sehingga kurang manusiawi.
Sekali lagi, ini hanyalah sebuah karya sastra, dan kita memang harusnya menikmatinya apa adanya kan
Terakhir terima kasih pada Bentang Pustaka yang telah memilih novel yang telah lama kunantunantikan ini untuk diterjemahkan ke bahasa Indonesia.
Hanya sayang masih ada beberapa typo dan kesalahan penerjemahan, Salah satunya dalam kalimat ini: "Angin menggigit yang berkelebat di jalanan tampaknya telah mengosongkannya dari para penumpang, ". Ada yang aneh dengan kata 'penumpang' disini yang tidak pas maksudnya, Mungkinkah ada kesalahan penerjemahan 'passager' pejalan kaki, keliru diterjemahkan sebagai 'passenger' penumpang Atau akukah yang kurang menangkap dengan baik, . . Untunglah keanehan tadi tak mengurangi kenikmatan membaca cara bertutur Charles Dickens yang disampaikan dalam kalimatkalimat panjang yang sarat arti!
Aku mbaca buku ini waktu masih SD, pinjam di perpustakaan SDku, sekarang aku lagi nyari bukunya lagi,, kalo ada yang punya, aq pinjam ya,,, maturnuwun,.
Seize Oliver Twist Formulated By John Escott Offered As Audio Books
John Escott