Taken From: sitelink legenda pengarang cerita silat, Kho Ping Hoo, lelaki peranakan Cina kelahiran Sragen, Jawa Tengah,Agustus, yang kendati tak bisa membaca aksara Cina tapi imajinasi dan bakat menulisnya luar biasa, Selamatahun lebih berkarya, dia telah menulis sekitarjudul serial berlatar Cina, danjudul serial berlatar Jawa, Ceritanya asli dan khas. Dia pengarang yang memiliki ide ide besar, yang tertuang dalam napas ceritanya yang panjang, Sepertinya dia tak pernah kehabisan bahan, Bahkan setelah dia meninggal dunia akibat serangan jantung padaJulidan dimakamkan di Solo, namanya tetap melegenda, Karya karyanya masih dinikmati oleh banyak kalangan penggemarnya, Bahkan tak ja Taken From: sitelink legenda pengarang cerita silat, Kho Ping Hoo, lelaki peranakan Cina kelahiran Sragen, Jawa Tengah,Agustus, yang kendati tak bisa membaca aksara Cina tapi imajinasi dan bakat menulisnya luar biasa, Selamatahun lebih berkarya, dia telah menulis sekitarjudul serial berlatar Cina, danjudul serial berlatar Jawa, Ceritanya asli dan khas. Dia pengarang yang memiliki ide ide besar, yang tertuang dalam napas ceritanya yang panjang, Sepertinya dia tak pernah kehabisan bahan, Bahkan setelah dia meninggal dunia akibat serangan jantung padaJulidan dimakamkan di Solo, namanya tetap melegenda, Karya karyanya masih dinikmati oleh banyak kalangan penggemarnya, Bahkan tak jarang penggemarnya tak bosan membaca ulang karya karyanya, Beberapa karyanya dirilis ulang media massa, difilmkan, disandiwararadiokan, dan di online kan, serta disinetronkan, Dia meninggalkan nama yang melegenda, Legenda Kho Ping Hoo, pernah menjadi
sinetron andalan SCTV, Lewat penerbit CV Gema, karya karyanya masih terus dicetak, Kho Ping Hoo bernama lengkap Asmaraman Sukowati Kho Ping Hoo, pengarang cerita silat yang memunculkan tokoh tokoh silat dalam ceritanya, seperti Lu Kwan Cu, Kam Bu Song, Suma Han, Kao Kok Cu, atau Wan Tek Hoat dan Putri Syanti Dewi, Cia Keng Hong, Cia Sin Liong, Ceng Thian Sin, dan Tang Hay.
Serta tokoh tokoh dalam serial paling legendaris Bu Kek Siansu dan Pedang Kayu Harum, Dia juga banyak mengajarkan filosofi tentang kehidupan, yang memang disisipkan dalam setiap karyanya, Salah satu tentang yang benar adalah benar, dan yang salah tetap salah, meski yang melakukannya kerabat sendiri, Kisah Keluarga Pulau Es merupakan serial terpanjang dari seluruh karya Kho Ping Hoo, Kisahnya sampaijudul, dimulai dari Bu Kek Siansu sampai Pusaka Pulau Es, Penggemar cerita silat Kho Ping Hoo sangat banyak yang setia, Mereka sudah gemar membaca karya Kho Ping Hoo sejak usiaan tahun hingga usia di atasan tahun, Mula mula mereka senang melihat gambar komiknya, Namun, lama lama makin tertarik cerita tulisannya, Tak jarang penggemar mengoleksi karya karya Kho Ping Hoo, bahkan mencarinya ke bursa buku bekas di kawasan Senen, Kho Ping Hoo, lelaki peranakan Cina kelahiran Sragen, Jawa Tengah,Agustus, berasal dari keluarga miskin, Dia hanya dapat menyelesaikan pendidikan kelasHollandsche Inlandsche School HIS, Namun, ia seorang otodidak yang amat gemar membaca sebagai awal kemahirannya menulis, Ia mulai menulis tahun. Tahun, cerita pendeknya dimuat oleh majalah Star Weekly, Inilah karya pertamanya yang dimuat majalah terkenal ketika itu, Sejak itu, semangatnya makin membara untuk mengembangkan bakat menulisnya, Banyaknya cerpenis yang sudah mapan, mendorongnya memilih peluang yang lebih terbuka dalam jalur cerita silat, Apalagi, silat bukanlah hal yang asing baginya, Sejak kecil, ayahnya telah mengajarkan seni beladiri itu kepadanya, Sehingga dia terbilang sangat mahir dalam gerak dan pencak, juga makna filosofi dari tiap gerakan silat itu, Karya cerira silat pertamanya adalah Pedang Pusaka Naga Putih, dimuat secara bersambung di majalah Teratai, Majalah itu ia dirikan bersama beberapa pengarang lainnya, Saat itu, selain menulis, ia masih bekerja sebagai juru tulis dan kerja serabutan lainnya, untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari hari, Namun, setelah cerbung silatnya menjadi populer, ia pun meninggalkan pekerjaanya sebagai juru tulis dan kerja serabutan itu, dan fokus menulis, Hebatnya, ia menerbitkan sendiri cerita silatnya dalam bentuk serial buku saku, yang ternyata sangat laris, Hal itu membuat kreatifitasnya makin terpicu, Karya karyanya pun mengalir deras, Cerita silatnya pun makin bervariasi, Tak hanya cerita berlatar Cina, tetapi juga cerita berlatar Jawa, di masa majapahit atau sesudahnya, Bahkan, selain secara gemilang memasukkan makna makna filosofis, dia pun menanamkan ideologi nasionalisme da sitelink,